Sabtu, 12 September 2015

NOPVHY

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015
1
GAMBARAN SIKAP PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN ROLE
PLAYING TENTANG PENCEGAHAN SEKS BEBAS PADA MAHASISWA
PRODI D III KEBIDANAN
Dewi Puspitaningrum1, Siti Istiana2
1,2 Prodi D III Kebidanan FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang
Email: dewiunimus@gmail.com
ABSTRACT
Free sex is an exploration or try and as an outlet for fun. Based on
the above phenomenon, we need a health education, which is expected to
role-playing method of prevention can change the behavior of free sex
free sex positive prevention, where the method of role playing is a way of
mastering the learning materials through the development of students'
imagination and appreciation. This study aims to describe the health
education on the prevention of sexual role playing freely. The method
used is descriptive number of 90 student population, with a sample of 47
female students with simple random sampling technique. The research
data collection by using instruments such as questionnaires and role
playing scenarios.
The results of this study indicate the attitude of the respondent
before health education with the support of role playing as many as 28
respondents (59.6%) and that do not support as many as 19 respondents
(40.4%). And after health education with role playing obtained that
supports as many as 34 respondents (72.3%) and that do not support as
many as 13 people (27.7%). The results of this study has been no
improvement after the method of role playing, so that the learning
methods that lead on the prevention of free sex easier terstimulus
expected positive behavior on the prevention of free sex. Suggestions of
this study can stimulate positive behavior in the prevention of teen sex,
emphasizing preventive health curriculum on sex, as well as improve the
community involved in supporting the prevention of free sex attitudes
regardless of it's taboo.
Keywords: attitudes of health education, preventive free sex, role playing
PENDAHULUAN
World Health Organization
(WHO) mendefinisikan remaja
sebagai kriteria biologi dengan
ciri individu berkembang mulai
saat pertamakali dengan
menunjukkan tanda-tanda
seksual sekunder sampai masa
kematangan seksual ( dalam Eli,
2012). Masa remaja adalah
ambang dari masa dewasa
dimana mereka dianggap dewasa
secara hukum, mereka merasa
cemas. Mereka merasa bahwa
berpakaian dan berperilaku
seperti orang dewasa seringkali
tidak cukup, sehingga mereka
mulai untuk memperhatikan
perilaku atau simbol yang
berhubungan dengan status
orang dewasa seperti merokok,
minum, menggunakan obatobatan
bahkan melakukan
hubungan seksual (Gunawan,
2011). Data yang diperoleh dari
Pusat Informasi dan Layanan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015
2
Remaja (PILAR) Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) Jawa Tengah dari bulan
Januari sampai Desember 2010
telah tercatat sebanyak 397
remaja yang melakukan
konsultasi melalui telepon, surat
dan tatap muka.
Konsultasi remaja
meliputi melakukan hubungan
seksual pranikah sebanyak 98
remaja (32,13%), hamil pranikah
sebanyak 85 remaja (27,86%),
aborsi sebanyak 78 remaja
(25,57%), masalah menstruasi
sebanyak 56 remaja (18,36%),
remaja yang terkena terkena
Infeksi Menular Seksual
sebanyak 28 remaja (9,18%),
remaja yang memakai
kontrasepsi sebanyak 25 remaja
(8,19%), dipaksa melakukan
hubungan seksual sebanyak 16
remaja (5,24%). Berdasarkan
data Survei Kesehatan
Reproduksi Remaja (SKRR) 2012
mengungkap perilaku
berpacaran remaja yang belum
menikah antara lain sebanyak
29,5% remaja pria dan 6,2%
remaja wanita pernah meraba
atau merangsang pasangannya,
sebanyak 48,1% remaja laki-laki
dan 29,3% remaja wanita pernah
berciuman bibir, sebanyak
79,6% remaja pria dan 71,6%
remaja wanita pernah
berpegangan tangan dengan
pacarnya. Selain itu bahwa
16,9% remaja wanita dan 49,4%
remaja laki-laki setuju
melakukan hubungan seksual
pranikah.
Menurut Jill Hadfield
(1986) role playing atau bermain
peran adalah sejenis permainan
gerak yang didalamnya ada
tujuan, aturan dan sekaligus
melibatkan unsur senang.
Menurut Basri Syamsu (dalam
Sahrudin, 2012) model
pembelajaran role playing adalah
suatu cara penguasaan bahanbahan
pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati.
Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang,
hal itu bergantung kepada apa
yang diperankan. Dari fenomena
diatas, dalam penelitian ini
bertujuan mengetahui gambaran
sikap pendidikan kesehatan
sebelum dan sesudah dilakukan
metode role playing tentang
pencegahan seks bebas pada
mahasiswa Prodi D III
Kebidanan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian praeksperimen
atau pre-experiment.
Rancangan yang digunakan
adalah “One Group Design
Pretest-Postest” yang merupakan
jenis eksperimen yang tidak
sebenarnya. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner
yang sebelumnya dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
Populasi penelitian ini sebanyak
90 mahasiswi, dengan sampel
sebanyak 47 mahasiswi yang
diambil dengan teknik simple
random sampling. Eksperimen
jenis ini tidak dilakukan kontrol
secara ketat terhadap variabelvariabel
yang bisa
mempengaruhi hasil penelitian.
Desain atau rancangan yang
digunakan adalah pre test and
post test group tanpa
menggunakan kelompok
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015
3
pembanding (kontrol). Di dalam
desain ini observasi dilakukan
sebanyak 2 kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah
eksperimen. Observasi yang
dilakukan sebelum eksperimen
(01) disebut pretest, dan
observasi sesudah eksperimen
(02) disebut post test. Perbedaan
antara 01 dan 02 yakni 01 – 02
diasumsikan merupakan efek
dari treatment atau eksperimen
(Dahlan, 2011). Teknik analisa
data menggunakan deskriptif.
HASIL DAN BAHASAN
Tabel distribusi frekuensi
hasil penelitian sikap responden
tentang pencegahan seks bebas
sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan dengan metode role
playing antara lain, yaitu:
Tabel 1 Distribusi Sikap Responden Tentang Pencegahan Seks Bebas
Sebelum Dilakukan Pendidikan Kesehatan Dengan Role Playing
No Sikap Responden Frekuen
si
Persentase
(%)
1. Tidak Mendukung 19 40.4
2. Mendukung 28 59.6
Total 47 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa
respoden banyak bersikap
mendukung sebesar 28 orang
(59.6%) dan sikap tidak
mendukung sebesar 19 orang
(40.4%) dalam hal tentang
pencegahan seks bebas sebelum
dilakukan pendidikan kesehatan
dengan role playing.
Tabel distribusi frekuensi
hasil penelitian sikap responden
tentang pencegahan seks bebas
sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan dengan metode role
playing antara lain, yaitu:
Tabel 2 Distribusi Sikap Responden Tentang Pencegahan Seks Bebas Sesuda
Dilakukan Pendidikan Kesehatan Dengan Role Playing
No Sikap Responden Frekuen
si
Persentase
(%)
1. Tidak Mendukung 13 27.7
2. Mendukung 34 72.3
Total 47 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa
banyak responden mempunyai
sikap mendukung sebesar 34 orang
(72.3%) dan sikap tidak mendukung
sebesar 13 orang (27.7%) dalam hal
upaya pencegahan seks bebas
sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan dengan role playing.
Menurut Azwar (2011) bahwa sikap
seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau
memihak (favourable) maupun
perasaan tidak mendukung atau
tidak memihak (unfavourable) pada
objek tersebut. Sikap merupakan
semacam kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu objek dengan caracara
tertentu. Dapat dikatakan
bahwa kesiapan yang dimaksudkan
merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan
cara tertentu apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus
yang menghendaki adanya respons,
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015
4
dalam hal ini stimulus melalui
pesan dalam role playing tentang
pencegahan seks bebas.
Menurut Boediono (dalam
Sahrudin, 2012) bahwa dengan
metode role playing diberi
kesempatan memainkan peran
dalam bermusyawarah, melakukan
pemungutan suara terbanyak dan
bersikap mau menerima kekalahan
sehingga dengan melakukan
berbagai kegiatan tersebut dan
secara aktif berpartisipasi, mereka
akan lebih mudah menguasai apa
yang mereka pelajari dan juga
paham dalam melakukan
pencegahan seks bebas dengan
berperan aktif dalam metode role
playing ini.
Menurut (Dewi, 2010) sikap
bisa dipengaruhi beberapa faktor
karena sikap merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial, sehingga masih bisa
bersifat tertutup, selain itu faktor
pengalaman pribadi pun bisa
mempengaruhi dimana apa yang
telah dan sedang alami akan ikut
membentuk sehingga
mempengaruhi stimulus sosial, juga
faktor pengaruh orang lain karena
mungkin menganggap teman sebaya
sangat andil dalam mempengaruhi
sikap pada remaja yang mudah
berubah-ubah, selain pengaruh
orang lain adalah media massa
dalam menyajikan berita masih
bersifat membingungkan bagi
remaja. Perlu juga adanya media
pendidikan kesehatan yang bisa
lebih menstimulus mahasiswa misal
selain role playing juga ada video
pembelajaran dengan menstimulus
audio visual mahasiswa.
RESUM
Sikap responden sebelum
dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan dengan role playing
tentang pencegahan seks bebas
terdapat peningkatan dalam hal
sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan dengan metode role
playing tentang pencegahan seks
bebas didapatkan sikap mendukung
sebesar 59,6%, sedangkan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan
metode role playing tentang
pencegahan seks bebas meningkat
sebesar 72,3%.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar S. 2011. Sikap Manusia
Teori Dan
Pengukurannya.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Dahlan S.2011. Statistik Untuk
Kedokteran Dan
Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika
Dariyo A. 2004. Psikologi
Perkembangan Remaja.
Bogor: Ghalia Indonesia
Depkes R. 2010. Kesehatan
Reproduksi Remaja.
Jakarta.
Dewi Wd. 2010. Teori Dan
Pengukuran
Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha
Medika
Eli D. 2011. “Seks Bebas Di
Kalangan Remaja Dan
Upaya Pencegahannya”.
(http://komunitaspemuda.
blogspot.com/s
eks-bebas-di-kalanganremaja
upaya.html.diakses7ag
ustus2012)
Gunawan. 2011. Remaja dan
Permasalahannya
.Yogyakarta: Hanggar
Kreator
Halmahera P. 2010. Jumlah
Remaja Yang Hamil Di
Luar Nikah Tahun
2010. Semarang: Data
Remaja
Kusmiran E. 2011. Reproduksi
Remaja dan Wanita.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015
5
Jakarta: Salemba
Medika
PKBI P. 2010. Info Kasus.
Semarang: PKBI Jawa
Tengah
Sahrudin.2012. “Model
Pembelajaran”.
(http://s1pgsd.blogspot
.com/2012/11/modelpembelajaran-
roleplaying.
html, diunduh
tanggal 20 Desember
2014)